Wacana
Penduduk Tapanuli, mempunyai mata pencaharian yang
tidak tetap. Oleh karena itu, untuk menambah penghasilannya banyak diantara
mereka yang membuat kerambah di sungai. Masing-masing kerambah diisi oleh
puluhan ikan. Setelah tiga atau empat bulan, ikan-ikan yang ada di dalam
kerambah itu sudah cukup besar. Mereka akan membuka kerambah-kerambah itu,
kemudian menjual ikan-ikannya ke pasar.
Namun dengan berdirinya beberapa industri di desa
mereka, penduduk mengeluh karena industri-industri itu membuang air limbahnya
ke sungai sehingga ikan-ikan yang ada dalam kerambah menjadi mati akibat
keracunan. Hal ini membuat mereka mengalami kerugian dan kehilangan mata
pencaharian.
Menghadapi keluhan para penduduk ini, maka industri-industri
tersebut segera membuat bak penampungan pembuangan air limbah, kemudian
mengolahnya menjadi air buangan yang bersih dan aman bagi ikan. Dengan demikian,
mereka membuang air limbah yang sudah diolah itu ke sungai tanpa mengganggu
ikan-ikan yang ada dalam kerambah milik penduduk.
Diksi
·
Pengertian diksi
Diksi,
dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata
dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara.
Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni
berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi,
daripada pemilihan kata dan gaya.
·
Macam-macam diksi
Sinonim adalah suatu kata yang
memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau
mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.
Contoh:
- bertemu = berjumpa
- bunga = kembang
- aku = saya
- melihat = melirik
Antonim adalah suatu kata
yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh:
- kaya = miskin
- atas = bawah
- mahal = murah
- pintar = bodoh
Polisemi adalah suatu
kata yang mempunyai makna lebih dari satu.
Contoh :
- Budi masih punya hubungan darah dengan keluarga Bu Susi. (darah = kesaudaraan)
Homonim suatu kata
yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya
sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya makadisebut homofon. Seperti: hak pada hak asasi
manusia, dan hak pada hak sepatu.
Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata,
atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Misal:
rudal untuk peluru kendali (KBBI Edisi Ketiga).
Homograf adalah kata yang
sama ejaannya dengan kata lain, tetapi berbeda lafal dan maknanya.
Dalam bahasa Indonesia, contoh homograf antara lain adalah
"teras" yang dapat bermakna inti kayu atau bagian rumah, dan
"apel", yang dapat bermakna buah atau kumpul.
Homofon adalah kata yang diucapkan sama dengan
kata lain tetapi berbeda dari segi maksud. Perkataan-perkataan yang
homofon mungkin dieja dengan serupa atau berbeda; "buku" (bahan
bacaan) dan "buku" (bagian di antara dua ruas); "massa"
(dalam perkataan media massa) dan "masa" (waktu).
Makna kata diksi
Makna
sebuah kata / sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri.
Adapun makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
- Makna Leksikal
Makna yang
sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera / makna yg sungguh-sungguh
nyata dlm kehidupan kita. Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang
yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).
- Makna Gramatikal
Untuk
menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal, untuk menyatakan
makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi seperti kata: buku
yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku yang bermakna “banyak buku”.
- Makna Referensial dan Nonreferensial
Makna
referensial & nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya
referen dari kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu
di luar bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau
mempunyai referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki
referen. Contoh: Kata meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi
(bermakna nonreferensial).
- Makna Denotatif dan Konotatif
Makna
denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki
sebuah leksem. Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang
lebih kecil & ukuran badannya normal. Makna konotatif adalah: makna
lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai
rasa orang / kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contoh: Kata kurus
pada contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai
rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu
memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila
dikatakan ramping.
- Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna
konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks
atau asosiasi apapun. Contoh: Kata kuda memiliki makna konseptual “sejenis
binatang berkaki empat yg bisa dikendarai”. Makna asosiatif adalah makna yang
dimiliki sebuah leksem / kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan
suatu yang berada diluar bahasa . Contoh: Kata melati berasosiasi dg suatu yg
suci / kesucian. Kata merah berasosiasi berani / paham komunis.
- Makna Kata dan Makna Istilah
Makna
kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor
dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas
kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Contoh: Kata tahanan, bermakna orang
yang ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air
yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan. Makna
istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna
istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau
keilmuan tertentu. Contoh: Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di
bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu
perkara
- Makna Idiomatikal dan Peribahasa
Yang
dimaksud dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frase,
maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik
unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contoh: Kata
ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yg disebut
makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari kayu.
Makna
pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut
dengan nama perumpamaan. Contoh: Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan
dalam peribahasa
- Makna Kias dan Lugas
Makna kias
adalah kata, frase dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya.
Contoh: Putri malam bermakna bulan ,
Raja siang bermakna matahari.
Sumber :
Komarudin, Erien, dkk. 2006. Panduan Kreatif Bahasa Indonesia, Jakarta: Yudhistira.