Selasa, 13 Maret 2012

Resume Perilaku Konsumen Kelompok 2

Perilaku konsumen merupakan suatu proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Menurut Handi Irawan, Perilaku Konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu : Berpikir jangka pendek (short term perspective), Tidak terencana (dominated by unplanned behavior),  Suka berkumpul, Gagap teknologi (not adaptive to high technology), Berorientasi pada konteks (context, not content oriented),  Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect), eragama(religious), Gengsi, Budaya lokal (strong in subculture), Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment).
Pendekatan nilai guna ordinal
Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference : manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak dapat diukur.
Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif : dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya.


beberapa contoh pertanyaan:
1. bagaimana upaya pemerintah supaya bangsa Indonesia menyukai produk dalam negeri? pemerintah sudah banyak mengupayakan berbagai macam hal dalam mengatasi ini contohnya batik-batik sekarang sudah di inovasi oleh beragam hal misalnya sudah di jadikan jaket, tas dll.
2. prospek untuk membuat bb dan android ? mungkin membuatnya dengan versi baru dan nama baru, contohnya dengan bb dan android aplikasinya digabung dengan tampilan berbeda sehingga tingkat pemasaran menjadi tinggi. 


kesimpulan :
1. produsen penting untuk menjadikan barang lebih menarik.
2. kadang kita tidak terlalu mempercayai produk dalam negeri.
3. masyarakat lebih mementingkan gengsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar